Senin, 24 Oktober 2011

Tragedi Kematian Simoncelli

0 komentar

Tewasnya pembalap Honda San Carlo Gresini Marco Simoncelli akibat kecelakaan mengerikan di Sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu (23/10/11) masih menimbulkan banyak pertanyaan dan sorotan. Fokus sorotan terutama tertuju soal keamanan dan keselamatan para pembalap.
Pihak penyelenggara Sirkuit Sepang, Malaysia pun menjadi sasaran kambing hitam sejumlah kalangan terkait keamanan pihak panitia dalam mempersiapkan balapan. Sirkuit yang dibuka tahun 1999 silam ini memiliki tikungan – tikungan cukup tajam dan saat menghelat seri ketujuh belas kemarin kelembaban lintasan cukup tinggi.
Dugaan pun muncul Simoncelli tewas karena tim medis kurang sigap dan cepat mengevakuasi rider asal Italia itu saat tergeletak di tengah lintasan setelah dilindas Valentino Rossi dan Colin Edwards.
Tim Medis kemudian membawa Simoncelli ke ruang perawatan, dimana saat dibawa ke ruang medis Simoncelli masih sadar. Namun, berselang 45 menit kemudian Simoncelli dinyatakan tewas, andai tim medis lebih cepat mungkin nyawa Super Sic bisa terselamatkan.
Sebelum memakan korban, pembalap Ducati, Valentino Rossi, sebenarnya sudah mengeluhkan sirkuit Sepang. Dia menyebut kondisi trek Sepang kali ini lebih berbahaya dibandingkan tahun lalu.
“Kondisi trek sangat berbeda. Bahkan lebih buruk dibandingkan saat kami melakukan uji coba pada musim dingin lalu,” kata Rossi.
Saat menempati posisi ke-10 dan 13 di sesi I dan II pada latihan bebas, Jumat, 21 Oktober, Rossi mengeluhkan buruknya lintasan sehingga mempengaruhi performa motor Ducati yang ia tunggangi.
“Aspal terasa sangat licin. “Saya pun tak bisa cepat di tikungan,” keluhnya.
Pernyatan dari Rossi yang tentunya sudah kenyang pengalaman di MotoGP sedikit menggambarkan betapa ‘buruknya’ sirkuit yang dibangga – banggakan masyarakat negeri Jiran tersebut. Rossi pun seakan ingin mengungkapkan jika sirkuit dengan nama resmi Sepang International Circuit tersebut berbahaya dan otoritas tertinggi MotoGp semestinya berpikir dua kali untuk menunjuk sirkuit ini menghelat balapan sekelas MotoGp.
Sebuah catatan negatif juga terpapar seperti dilaporkan surat kabar beken Indonesia yang menuliskan bahwa para penonton yang didominasi warga Malaysia melemparkan botol dan kaleng ke sirkuit karena tidak sabar menunggu penundaan MotoGp setelah kecelakaan.
Hal itu secara tak langsung mencerminkan sikap ‘bodoh’ dan kurang dewasanya para penonton yang sebagian besar warga Negeri Jiran. Sikap mereka semakin memperburuk citra Malaysia di mata dunia.

0 komentar:

Posting Komentar

Like Me

Link Partner